Spider-Man Homecoming : Kembalinya si Anak Hilang [REVIEW]
Spider-Man adalah salah satu karakter superhero yang cukup rumit dalam dunia perfilman. Kenapa? Karena tokoh ini memiliki persoalan hak cipta yang sangat aneh. Ceritanya berawal ketika hampir bangkrutnya Marvel di era 90-an memaksa mereka harus menjual hak cipta film untuk beberapa tokoh mereka seperti tokoh-tokoh X-Men yang dijual ke 2oth Century Fox dan Spider-Man yang dijual ke Sony Pictures.
Pindahnya hak cipta tersebut berimbas kepada Marvel Cinematic Universe yang saat ini diproduksi oleh Marvel Studio. Dimana Spider-Man menjadi tokoh yang cukup sentral di dalam cerita Civil War, sehingga akhirnya Sony ‘mengizinkan’ Marvel untuk menggunakan Spider-Man di film Captain America : Civil War.
Rupanya kesuksesan film tersebut membuat Sony memperpanjang kerjasama mereka dengan Marvel dan mengizinkan Spider-Man untuk memiliki film sendiri yang digarap oleh Marvel Studio. Film Spider-Man Homecoming seolah-olah menunjukkan kebahagian dari Marvel atas kembalinya si ‘anak hilang’ ke dunia tempat dia dilahirkan, Marvel Universe.
Film Spider-Man Homecoming ini sendiri merupakan film kelima dan reboot ketiga manusia laba-laba super dari lingkungan New York. Banyak kritik memberikan pujian untuk film ini karena tampilan karakternya yang lebih sesuai dengan versi komiknya.
Plot Spider-Man Homecoming
Berbeda dengan film Spider-Man produksi Sony Pictures yang menceritakan bagaimana awal Peter Parker menjadi Spider-Man dan kematian dari Paman Ben yang membuat dia jadi seorang pahlawan. Di film ini Marvel lebih memilih untuk melewati hal tersebut karena merasa sudah terlalu banyak film yang menceritakan proses tersebut di film era Sony.
Di sini kita bisa melihat Peter yang masih berusia lebih muda berusaha melewati masa remajanya sebagai remaja biasa yang memiliki love interest dengan teman satu sekolahnya, Liz. Di sisi lain dia juga berusaha membuktikan kepada Tony Stark bahwa dia layak menjadi seorang pahlawan yang bisa menjadi bagian dari Avengers.
Dalam pembuktiannya tersebut, Spider-Man berusaha mengungkap para penjahat yang memperjualbelikan senjata super yang dibuat oleh komplotan Adrian Toomes/Vultures. Kita bisa melihat dalam kondisi ini bagaimana Spider-Man masih berusaha beradaptasi dengan perannya sebagai newbie dalam urusan pembasmi kejahatan.
Niatnya yang berusaha mengurangi kejahatan malah berbalik menimbulkan lebih banyak kerusakan, dibanding menjaga lingkungannya agar lebih baik. Berbagai tingkah konyol dan kesalahan tersebut menunjukkan bahwa dia masih memiliki banyak hal yang harus dipelajari, tetapi karena jiwanya yang masih remaja dia sama sekali tidak berpikir banyak ketika bertindak.
Walaupun pada akhirnya dia berhasil menangkap Vultures dan menyerahkannya kepada pihak Tony Stark, dia menyadari bahwa menjadi seorang pahlawan super membutuhkan banyak pengorbanan. Sehingga akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung dulu dengan Avengers.
Cast Spider-Man Homecoming
Dalam film ini Tom Holland berperan sebagai Peter Parker yang baru berusia 15 tahun, dia menjadi aktor ketiga yang memerakan tokoh ini dalam versi layar lebar. Tokoh lainnya yang muncul adalah Tony Stark yang diperankan oleh Robert Downey, Jr dan asistennya Happy Hogan yang diperankan oleh Jon Fraveau. Marisa Tomei kembali hadir sebagai Bibi May Parker.
Untuk tokoh penjahatnya, Michael Keaton berperan sebagai Adrian Toomes/Vultures, dan Shocker yang diperankan oleh Bookem Woodbine dan Logan Marshall-Green. Selain itu muncul juga tokoh Mac Gargan/Scorpio yang diperankan oleh Michael Mando.
Tokoh lainnya yang muncul diantaranya Ned, teman sekolah Peter Parker yang diperankan oleh Jacob Batalon. Tokoh Liz yang diperankan oleh Laura Harrier, Zendaya sebagai Michelle “M.J” Jones dan juga Tony Revolori sebagai Eugene “Flash” Thompson.
Yang harus kita perhatikan di film ini adalah penampilan dari Michael Keaton yang mampu memerankan tokoh Vultures dengan cukup apik. Selain itu penampilan dari Marisa Tomei sebagai Bibi May yang terbaru tentunya menjadi daya tarik tersendiri karena bisa tampil lebih hidup dan segar dibandingkan dua versi film sebelumnya.
Kesimpulan
Kalau kalian berharap akan menemukan sosok Peter Parker yang sangat nerd seperti yang ditampilkan oleh Tobey Maguire atau nerd and hispter ala Andre Garfield, maka kalian salah film! Dalam film ini Peter Parker tampil lebih segar dan apa adanya, Dia pintar, tidak nerd, lebih tepatnya hanya remaja biasa saja yang hidup di kota New York dengan berbagai persoalan remaja.
Berbagai kekonyolan dan hal tidak penting akan kamu lihat sepanjang film ini, tetapi itulah yang membuat film ini sangat mirip dengan karakter yang dapat kita lihat dalam versi komik dan juga animasinya. Tidak ada tanggung jawab dan juga kekuatan yang cukup besar, hanya pembelajaran sebagai seorang remaja.
Kita tidak akan menemukan adegan spektakuler dan membuat ternganga ketika menonton film ini, yang ada hanya rasa penasaran akan kelanjutan dari kisah Peter Parker di masa-masa SMA-nya. Well, kita bisa menantikan kisah dia berikutnya karena Marvel berencana membuat lanjutan dari film ini di tahun 2019.
Stay awesome, buzzfriend!