Review Film 13 Sins
’13 Sins’ sebetulnya bukanlah film baru karena memang sudah dirilis sejak tahun 2013 lalu. Meskipun begitu, cerita pada film ini menarik lho untuk diikuti. Film ini menceritakan tentang Elliot (diperankan oleh Mark Webber); seorang salesman yang terlilit hutang cukup besar. Ia tinggal bersama calon istri dan adik kandungnya yang memiliki keterbelakangan mental. Kondisi ini membuat Elliot harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengobatan adiknya tersebut. Masalah memuncak ketika ia dipecat dari pekerjaannya dan ayahnya diharuskan pindah dari panti jompo tempatnya selama ini tinggal. Ditengah kekalutannya tersebut, Elliot mendapat telepon misterius yang menawarkannya untuk ikut dalam sebuah permainan. Permainan tersebut berisi 13 tantangan dimana Elliot harus menyelesaikan seluruh tantangan jika ingin mendapatkan hadiah uang yang banyak. Jika Elliot gagal, ia tidak akan mendapatkan uang sepeserpun dan ia juga dilarang untuk memberitahukan orang lain bahwa ia sedang mengikuti sebuah permainan. Di sinilah hidup Elliot berubah.
’13 Sins’ adalah sebuah re-make dari film horror Thailand dengan judul ’13 Beloved’. Saat menyaksikan saya berpikir bahwa dengan latar cerita seperti ini sebetulnya mudah bagi ’13 Sins’ untuk mendapatkan status franchise. Hal ini mengingatkan saya pada film seperti Final Destination atau bahkan Saw. Namun, pencarian saya lebih jauh tidak membuahkan hasil karena saya tidak dapat menemukan sequel dari film ini.
Menilik lebih jauh ke akting pemainnya, saya berpendapat bahwa Mark Webber tampil dengan baik di film ini. Perkembangan karakter Elliot begitu terasa seiring dengan berjalannya tantangan menuju akhir. Film ini juga memiliki twist yang datang bertubi-tubi kurang lebih di 30 menit terakhir. Oleh karenanya, sepertiga akhir film ini terasa begitu intens karena ada banyak misteri yang terkuak secara berturut-turut.
Meskipun begitu saya merasa film ini masih bisa dikembangkan untuk memberikan penjelasan yang lebih menyeluruh dan tepat secara logika. Saya menemukan ada karakter yang tampak sia-sia meskipun ia menjadi tokoh penting dalam cerita. Ibaratnya cuma lewat doang gitu, eh tau-tau harus ada.
Siap menghadapi tantangan, buzzfriends?